Vrydag 24 Mei 2013

PSIKOLOGI MASA PERSALINAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kala I adalah dimulai sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur dan meningkat hingga serviks membuka 10 cm. Fase-fase dalam kala satu persalinan ada 2 yaitu, fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka ± 4 cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm Depkes (2004).
Asuhan yang dapat diberikan bidan kepada ibu adalah memberikan informasi, memberikan dorongan semangat, menyiapkan ruangan untuk persalinan, teman yang mendukung, mobilisasi, makan dan minum selama persalinan, buang air kecil dan besar, kenyamanan, dan kebersihan (Depkes RI, 2000). Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Wanita mungkin mengalami beberapa “tanda palsu”, kebebasan untuk tetap bergerak dan aktif selama kontraksi tidak hanya membantu mengurangi ketidaknyamanan persalinan, tetapi juga memungkinkan ibu untuk mempertahankan kenyamanan persalinan. Keterlibatan pasangan atau semua individu pendukung dalam diskusi membantu memperkuat hubungan yang baik dan meningkatkan kepercayaan diri ibu (Henderson, 2005)
Faktor keterlambatan rujukan ke rumah sakit dan kemampuan dalam memberikan pelayanan gawat darurat juga termasuk mata rantai penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Hanya sekitar 65% dari semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, jauh di bawah target nasional sebesar 90%. Di daerah-daerah tertentu masih banyak terdapat persalinan yang ditolong dukun. Pada beberapa kasus, pertolongan persalinan menjadi tak optimal karena terbatasnya pengetahuan dan peralatan kegawatdaruratan yang ada (Nugraha, 2007).

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut diatas maka perumusan masalah  pada makalah ini diantaranya:
1. Apa saja perubahan yang terjadi pada persalinan dan bagaimana perubahan psikologis pada persalinan


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini.
Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari luar).
Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan, yaitu:
1. Kala I  Pembukaan
2. Kala II Persalinan
3. Kala III  Pengeluaran Plasenta
4. Kala IV  Nifas

B. SEBAB TERJADINYA PERSALINAN
a. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang. (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen meningkat)
b. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
c. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
d. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah :
1) Penurunan kadar progesteron
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
2) Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
3) Ketegangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya.
4) Pengaruh janin / fetal cortisol
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5) Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

C. TANDA DAN GEJALA INPARTU
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
Pengeluaran lendir
Lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah.
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
Perlukaan cervix
Pendataran cervix
Pembukaan cervix

D. PROSES PERSALINAN
Tahap Pembukaan / In partu ( kala I )
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
a. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
b. Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) – pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
c. Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.

E. PSIKOLOGIS IBU SAAT PERSALINAN
Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun psikologis. Begitu jaga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
Perubahan psikologis pada kala satu
Beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan,trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di maksud adalah:
a. Perasaan tidak enak.
b. Takut dan raguu-ragu akan persalinan yang di hadapi.
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah poersalinan berjalan normal.
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e. Apakah penolong persalinan dapatsabar dan bijaksana dalam menolongnya.
f. Apakah bayi normal apa tidak.
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya.
h. Ibu cemas.
1. Perubahan Psikologis Ibu saat Persalinan
Fase Laten : Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
Fase Aktif : saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum  rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya.
Kebutuhan ibu selama persalinan:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan dicintai dan mencintai
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
2. Cara Mengatasi Masalah-Masalah Psikologis Ibu Pada Saat Persalinan
Adapun cara-cara mengatasi masalah psikologis pada saat persalinan, yaitu:
a. Kegiatan konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan kepada ibu yang akan melahirkan. Adapun langkah-langkah konseling kebidanan pada ibu melahirkan seperti:
1) Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.
2) Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
3) Kehadiran
Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada klien. Bidan dalam memberikan pendampingan klien yang bersalin difokuskan secar fisik dan psikologis.
4) Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
5) Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin
Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang klien. Sehingga pasien akan merasa nyaman.
6) Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada klieb bahwa klien dapat menyelesaikan persalinanya.
7) Memandu persalinan
Misalnya : bidan menganjurkan klien meneran pasa saat his berlangsung
8) Mengadakan kontak fisik dengan klien
Misalnya: mengelap keringat, mengipasi , memeluk pasien, menggosok klien.
9) Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya
Misalnya : bidan mengatakan: “bagus ibu, pintar sekali menerannya”.
10) Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran anaknya dan mengatakan ikut berbahagia
b. Bila diperlukan alternatif pilihan yaitu melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode relaksasi Hypnobrithing.
Hypnobrithing adalah suatu hipnoterapi yang dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan alam bawah sadar sehingga mencapai kondisi rileks yang mendalam dan stabil, kita akan mampu menanamkan suatu program atau konsep baru yang secara otomatis akan mempengaruhi kehidupan dan tindakan kita sehari-hari.
c. Menggunakan media air guna mengurangi rasa sakit, seperti metode Water Birth



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita buat dapat disimpulkan bahwasanya pada setiap proses persalinan normal akan terjadi perubahan yang cukup signifikan mulai dari tekanan darah, suhu, denyut jantung, kontrksi uterus,ketuban pecah, terbentuknya segmen atas dan bawah rahim. Selain peruban fisiologis juga terjadi perubahan secara psikologis diantaranya ibu merasa takut dan cemas, takut persalinannya tidak normal, apakah sanggup merawat bayinya dan sebagainya. Tentu saja antara pasien yang satu dengan yang lain tidaklah sama. Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan harus terampil dalam memberikan asuhan kebidanan.

Sondag 19 Mei 2013

58 Langkah Asuhan Persalinan Normal



58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)


Persalinan merupakan proses fisiologis yang tidak akan habis sejalan dengan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Asuhan Persalinan Normal (APN) disusun dengan tujuan terlaksananya persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan benar, target akhirnya adalah penurunan angka motalitas ibu dan bayi di Indonesia.

Pada awalnya APN terdiri dari 60 Langkah, namun setelah direvisi menjadi 58 Langkah, sebagai berikut :
  1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
  2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
  3. Memakai celemek plastik.
  4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan degan sabun dan air mengalir.
  5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
  6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set.
  7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
  8. Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah).
  9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
  10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)).
  11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
  12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
  13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
  14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
  15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
  16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
  17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan,
  18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
  19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
  20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
  21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
  22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
  23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
  24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
  25. Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi bergerak aktif ?
  26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
  27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
  28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
  29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
  30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
  31. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
  32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
  33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
  34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
  35. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
  36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
  37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
  38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
  39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
  40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
  41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
  42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
  43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
  44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
  45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
  46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
  47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
  48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
  49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
  50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
  51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
  52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
  53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
  54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
  55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
  56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
  57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
  58. Melengkapi partograf.

Woensdag 08 Mei 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


 
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY. FITRIA UMUR 25 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 17+4 MINGGU DI BPS ANA SLEMAN, YOGYAKARTA


No . Register                           :     -
Masuk Rs tanggal/jam             : 04 Juni 2012/09.00 WIB
Dirawat diruang                      :     -

1.PENGKAJIAN      Tanggal : 0 4 juni 2012,          Jam: 09.00 WIB,        Oleh: Bidan Ana
A. IDENTITAS
Ibu                                                                  Suami
Nama               : Ny. Fitria                                           Nama               : Tn. Marijan
Umur               : 25 th                                                  Umur               : 27 th
Agama             : Islam                                                 Agama             : Islam
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia                                 Suku/bangsa    :Jawa/Indonesia
Pendidikan      : SMP                                                  Pendidikan      :SMA
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga                          Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                        :Jl. Catur, sleman                                 Alamat             : Jl. Catur, sleman
                            Yogyakarta                                                                Yogyakarta
           

B. DATA SUBYEKTIF
1.  Alasan Kunjungan
     Ibu mengatakan Ingin memeriksakan kehamilannya

2. Keluhan utama
    Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3. Riwayat menstruasi
    Manarce      : 12 tahun                                siklus      : 28 hari
    Lama           : 5 hari                                     teratur     : ya
    Sifat  darah : warna merah segar                Keluhan  : tidak ada

4. Riwayat perkawinan
    Status pernikahan    : menikah                    menikah ke : pertama
    Lama                       : 1 tahun                     usia pernikahan: 24 tahun                

5. Riwayat obstetrik  :G1P0A0
    Hamil ini

6. Riwayat kontrasipsi  yang digunakan
    Ibu mengatakan belum pernah memakai KB

7.Riwayat kehamilan sekarang
  a. HPM                      : 05 Februari 2012                               HPL    : 12 November 2012
  b. ANC pertama UK : 17+4minggu
  c. kunjungan ANC
    Trimester I
       Frekuensi  : 1  x,               Tempat: BPS Ana                   0leh: Bidan Ana
       Keluhan    : kontrol kehamilan
       Terapi       : konseling kehamilan
       Trimester II         
       Frekuensi  :                       Tempat:                                   0leh:
        Keluhan    :
       Terapi       :
       Trimester III
        Frekuensi :                       Tempat:                                   0leh:
         Keluhan   :
        Terapi      :

d. Imunisasi TT
    ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT1

e. Pergerakan Janin selama 24 jam (dalam sehari)
    Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin
                       
8. Riwayat Kesehatan
    a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun dan menahun)      
        ibu mengatakan tidak ada yang pernah/ sedang menderita penyakit menular (HIV,PMS,
        hepatitis B), menurun (DM,Asma, Hipertensi) dan menahun (Jantung)

    b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga  (menular, menurun dan menahun)
        ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah/ sedang menderita penyakit
        menular (HIV,PMS, hepatitis B), menurun (DM,Asma, Hipertensi) dan menahun
        (Jantung)

    c. Riwayat keturunan kembar
        Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembarbaik dari istri
        maupun suaminya.

    d. Riwayat operasi
        ibu mengatakan tidak pernah operasi

    e. Riwayat alergi obat
        Ibu mengatakan tidak alergi obat apapun

9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
    a. Pola nutrisi    Sebelum hamil                            Saat hamil
        Makan
        Frekuensi : 3x/hari                                               3x/hari
        Porsi                    : 1 porsi                                  1 porsi
        Jenis                    : nasi, tahu, sayur, ikan            nasi,ikan, dan kerupuk
        Pantangan           : Tidak ada                              Tidak ada
        Keluhan               : Tidak ada                              Tidak ada

        Minum   
        porsi                    : 1 gelas                                   1 gelas
        Jenis                    : air putih, air jeruk                  air putih, air jeruk
        Pantangan           : Tidak ada                              Tidak ada
        Keluhan               : Tidak ada                              Tidak ada

b. Pola eliminasi
    BAB
    Frekuensi                 : 1x sehari                                1x sehari
    Konsistensi              : lunak                                     Lunak
    Warna                      : Kuning kecoklatan                kuning kecoklatan
    Keluhan                   : tidak ada                                           Tidak ada
    BAK
    Frekuensi                 : 4 kali/hari                                          6 kali/hari
    Konsistensi              : Cair                                                   Cair
    Warna                      : Kuning jernih                                    kuning jernih
    Keluhan                   : Tidak ada                                          Tidak ada

c. Pola istirahat
    Tidur siang
     Lama                      : 1 jam/hari                                          1 jam/hari
     Keluhan                  : Tidak ada                                          Tidak ada                                                                      
     Tidur malam
     Lama                      : 8 jam/hari                                          8 jam/hari
     Keluhan                  :  Tidak ada                                         Tidak ada
d. Personal higiene
    Mandi                     : 2 x/hari                                              2x/hari
    Ganti pakaian          : 2 x/hari                                              2x/hari
    Gosok gigi               : 2x/hari                                              2x/hari
    Keramas                 : 2 x/minggu                                        2x/minggu

e. Pola seksualitas
    Frekuensi     : 3x/minggu                                                     2x/minggu
    Keluhan       : Tidak Ada                                                     Tidak Ada

f. Pola aktivitas (terkait dengan fisik, olahraga)
   Ibu mengatakan setiap pagi jalan-jalan

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum
       jamu, minum beralkohol)
        Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan seperti merokok, minum jamu
        dan minum minuman beralkohol

11. Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap  
       kehamilan, dukungan sosial, perencaan persalinan,ASI,  
       perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, dan
       persiapan keuangan ibu dan keluarga)
a.      Suami dan keluarga mendukung kehamilan
b.  Persalinan direncanakan di BPS oleh Bidan
c.  ASI yang diberikan adalah ASI ekslusif
d. Perawatan untuk bayi belum mencukupi
e. Sering melakukan kegiatan Ibadah (mengikuti pengajian)
f.   Sering melakukan kegiatan sosial (gotong royong)
g. Persiapan keuangan dan keluarga belum mencukupi untuk persalinan dan perawatan bayi
      
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,persalinan dan laktasi)
       a. ibu mengatakan belum tahu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil
       b. ibu mengatakan belum tahu bagaimana persalinan
       c. ibu mengatakan belum tahu mengenai laktasi

13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
      Ibu mengatakan tinggal dilingkungan yang cukup bersih
      Ibu mengatakan tidak memelihara hewan peliharaan

C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
     Keadaan umum      : baik
     Kesadaran              : composmentis
     Status emosional    : Stabil
     Tanda vital sign      :
                     Tekanan darah :120/90 mmHg              Nadi                : 80 kpm
                     Pernapasan       :22x/menit                     Suhu                :36 °C
                     Berat badan      : 65 kg                           Tinggi Badan  :155cm

2. Pemeriksaan fisik
     Kepala        : bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih
     Rambut       : warna rambut hitam, lurus, bersih, dan tidak rontok
     Muka          : bentuk oval, tidak terdapat bintik-bintik hitam pada muka (cloasma gravidarum), tidak ada jerawat
     Mata           : bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada iritasi, sklera putih,  dan konjungtiva merah muda
     Hidung       : simetris, tidak ada polip
     Mulut          : gigi bersih, gusi tidak berdarah, lidah bersih, tidak ada  peradangan pada kelenjar tonsil
     Telinga        : simetris, tidak ada serumen, pendengaran normal
     Leher          : simetris, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan vena jogularis, tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar parotis dan limpe
     Dada           : tidak ada pembesaran pada dada, tidak terdapat bunyi ronghi/lezing
     Payudara    : bentuk simetris, puting susu menonjol, aerola melebar dan hiperpigmentasi
     Abdomen   : memenjang, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra
     Palpasi Leopold
     Leopold I   : TFU 3 jari diatas simfisis
Leopold II  : Teraba Balotmen
     Leopold III: Teraba Balotmen
     Leopold IV: Teraba Balotmen
Osborn test: -
TFU menurut Mc. Donald      : - cm, TBJ       : -  gram
Auskultasi DJJ            : Punctum maksimum: terdengar dibawah pusat
Ekstremitas atas          : simetris, gerakan normal, jumblah jari lengkap, tidak edema
Ekstremitas bawah      : simetris, gerakan normal, jumblah jari lengkap, tidak edema, reflek 
                                         patella (+), tidak ada varises
Genetalia luar              : Bersih, Tidak ada keputihan, tidak ada varises
Anus                            : bersih, tidak ada hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu) : Pemeriksaan panggul luar tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang               Tanggal : 04 Juni 2012            ,Jam: 09.00 WIB
     Pemeriksaan Labolatorium
     (pemeriksaan Hb)
4. Data Penunjang
     Hasil : Hb=12,8 gram%

II.       INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu Ny. Fitria umur 25 th G1P0A0­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­, usia kehamilan 17­­+4 mgg dengan kehamilan normal

Data Dasar
Subyektif :
1.      Ibu mengatakan umur 25 th
2.      Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
3.      Ibu mengatakan menstruasi terakhir tgl 05-02-2012
                   Obyektif :
1.      HPL : 12-11-2012, UK: 17+4 mgg,
2.      VS, TD : 120/90, Suhu: 36°C, Nadi : 80 kpm, R: 22 kpm
3.      Palpasi Leopold
a.       Leopold I        : Teraba Balotmen
b.      Leopold II       : Teraba Balotmen
c.       Leopold III     : Teraba Balotmen
d.      Leopold IV     : Teraba Balotmen

B.Masalah
        Tidak Ada
                      
C.    Kebutuhan
Tidak Ada


III.             IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak Ada

IV.        ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
     Tidak Ada


V.           PERENCANAAN
1.      Berikan penjelaskan tentang kondisi Ibu
2.      Berikan KIE tentang Pola Nutrisi bagi ibu hamil
3.      Berikan KIE tentang Pola istirahat yang cukup
4.      Jelaskan pada ibu tentang Personal hygiene ibu
5.      Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan
6.      Beri ibu Obat ( Tablet Fe)
7.      Anjurkan Ibu periksa ulang/ jika ada keluhan

VI.        PELAKSANAAN                              Tanggal : 4 juni 2011  jam : 09.00 WIB

1.      memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini dalam keadaan baik dengan hasil pemeriksaan : Tekanan darah :120/90 mmHg, Nadi : 80 kpm, pernapasan       :22x/menit, suhu :36 °C
2.      Memberikan KIE kepada ibu tentang Pola nutrisi yang cukup untuk ibu hamil yaitu, menganjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung gizi seimbang (±3 kali/hari )
3.      Memberikan KIE kepada ibu tentang pola istirahat yang cukup yaitu tidur siang ±1 jam/hari, tidur malam ±8 jam/hari, dan menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat
4.      Menjelaskan kepada ibu tentang kebersihan dirinya yaitu menganjurkan ibu mandi ±3 kali/hari, dan selalu menjaga kebersihan vagina agar tidak lembab.
5.      Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan banyak dari vagina, lemes, pusing, nyeri pada perut bagian bawah, dan mual muntah >10 kali/hari. menganjurkan ibu untuk segera datang ketenaga kesehatan jika terjadi tanda bahaya pada ibu.
6.      Memberi ibu obat yaitu tablet Fe (1x1) diminum menggunakan air putih/air jeruk, Vitamin C (1x1)
7.      Menganjurkan ibu untuk periksa ulang 4 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan

VI.           EVALUASI        Tanggal: 04 Juni 2012, Jam:09.00 WIB,

1.      Ibu sudah mengerti tentang kondisi ibu saat ini
2.      Ibu bersedia makan sesuai kebutuhan
3.      Ibu tahu pola istirahat yang cukup
4.      Ibu bersedia menjaga kebersihan dirinya
5.      Ibu tahu tanda bahaya kehamilan
6.      Ibu telah diberi obat dan ibu mengerti cara mengkonsumsinya
7.      Ibu bersedia berkunjung ulang 4 minggu lagi atau bila ibu ada keluhan